Aku
tahu, jika aku merasa –bukan jika, tetapi ketika aku merasa dan selalu
merasakan perasaan itu, rasanya aku tidak akan pernah berhenti menangis. Sedih
rasanya jika mengingat hal itu kembali. Tidak akan berhenti menangis untuk
selamanya. Tetapi, aku tahu, aku sadar, aku harus kuat menghadapi semua
kenyataan. Kenyataan yang tidak akan pernah bias untuk diubah.
Mungkin,
kalian tidak pernah tahu apa yang sebenarnya kurasakan, apa yang sebenarnya aku
pikirkan, apa yang sebenarnya ada di balik senyumku, apa yang sebenarnya ada
diriku yang kurasakan selama ini. Sesungguhnya tidak ada dan tiak pernah ada
orang yang tahu semua itu.
Aku
yang sebenarnya pemberani dan selalu percaya diri sebenarnya aku sangat
penakut, seperti ketika jam menunjukkan pukul 11.11 malam. Ketika aku sadar
dari segala kegiatan yang aku lakukan pada malam itu, semua telah terlelap
meninggalkan diriku yang amsih terduduk id depan meja belajar. Sesungguhnya aku
benar-benar takut untuk meninggalkan tempat itu. Aku yang penakut membiarkan
diriku tidak tidur hingga larut malam. Aku membiarkan lampu menyala meskipun
tidak digunakan dan aku juga sulit tidur dalam keadaan terang. Dan aku yang
penakut tidak berani untuk memejamkan mata sedikitpun karena aku takut jika
setelah mataku terpejam, aku tidak akan pernah bias melihat matahari lagi.
Aku
yang selalu riang gembira dan ceria seenarnya tidak seperti itu. Di balik semua
itu, banyak kegalauan dan kerisauan yang kurasakan. Aku tidak mungkin untuk
mrnunjukkan perasaan itu. Kalian terlalu baik untuk merasakan apa yang aku
rasa. Aku hanya bias mengekspresikan jika aku sedang sendiri, ataupun sengaja
menyendiri. Kalian tidak akan tahu kapan! Di balik semua yang kalian lihat dari diriku,
ada makna tersirat. Dan yang mengerti makna itu hanya Seorang. Orang yang bisa
dan benar-benar bisa memahamiku.
Dalam hatiku, selalu tertanam dan selalu ku ingat
kata-kata, “nee shiawase yo tabun atashi
anatatachi ga itan dakara“ ...hey –kau tahu, bahagia itu saat aku merasa
miliki kalian bersamaku. Aku selalu gemetar ketika mengingat kata-kata itu,
ketika aku mengatakan itu dan kata-kata itu meresap ke dalam hati. Selalu ingin
meneteskan air mata. Aku sangat bahagia dan benar-benar bahagia bersama kalian,
karena seketika itu semua masalah, semua rasa sedih, semua kenyataan yang
menyedihkan, dan segala hal yang membuatku sedih sirna seketika.
Dan dalam keramaian, dalam suara tawa bersama, kadang
aku marasakan sepi yang mendalam. Kesepian yang kurasa seperti ketika pukul
11.11 malam. Malam yang sepi hanya terdengar suara angin yang seakan-akan
menyapa diriku yang sendirian, hanya terdengar suara jangkrik yang
salingmenyahut sekakan mereka tahu bahwa aku kesepian dan membutuhkan teman,
seakan mereka tahu bahwa aku takut suasana sepi.
Ya Rabb,
hamba terlalu hina untuk meminta pada-Mu. Hamba telah jauh melangkah, tetapi
bagaimanapun juga, hamba tidak bias mengindari dari kenyataan itu. Dengan segal kerendahan
hati, dengan segala kerendahan diri hamba meminta dan memohon pada-Mu. Tidak
ada lagi tempat utnuk meminta. Tidak ada lagi tempat ku berharap. Tak ada lagi
tempat yang bisa menenangkan hati dan jiwaku. Hanya Engkau yang bisa mengerti
perasaanku dan apa yang aku rasakan.
Pukul 11.11 malam. Selalu mengingatkan tentang diriku
yang sebenarnya. CINTA! Suatu hal yang membuatku selalu kuat untuk bertahan,
karena aku memiliki cinta untuk ditebarkan. CINTA!!
Aku akan bertahan! –Ai muryoku no mama
kamishimeta. Dan aku tahu itu!!
~”~”~”~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar