Total Tayangan Halaman

2011-04-15

Lithops, Si Batu Hidup Berbunga


Batu apa yang teindah?
Batu mulia!! Warnanya indah dan berkilauan. Harganya pun bisa selangit. Tapi… weits, tunggu dulu. Ternyata, ada batu lain yang manyaingi batu mulia, lo. Lithops, si batu hidup yang berbunga!

 Biarpun bentuknya mirip batu, Lithops ini benar-benar tumbuhan! Dalam bahasa Yunani, lhitos artinga batu. Nah, kalo lithops, artinya menyerupai batu. Makanya, disebut living stone atau si batu hidup!
Lithops hidup dan menyamar di antara batu-batu kerikil. Jadi, ia aman dari hewan dan manusia yang ingin mengganggunya. Para peneliti bilang, mereka sering kebingungan mencari Lithops di antara bebatuan!
 
Lithops adalah sepasang daun imut berdiameter 2cm-3cm. biar imut, tapi tebal! Mampu menyimpan air untuk beberapa bulan. Maklum, rumahnya di Afrika Selatan dan Namibia. Kering dan jarang hujan!

Dua daun Lithops bersatu. Tapi, garis tengahnya membaginya. Corak keduanya berbeda. Eh ya, corak daunnya hanya berubah sedikit selama bertahun-tahun. Lalu, daunnya hanya kelihatan sabagian. Sebagian lagi, ada di dalam tanah.
Di musim gugur dan musim dingin, Lithops mengganti daunnya. Daun-daun baru keluar. Lalu, menarik air dan makanan dari daun yang lama. Kadang, Lithops mengeluarkan dua pasang daun baru.

Lithops disebut juga flowering stone atau batu berbunga. Soalnya, pada akhir musim gugur ataw awal musim dingin, Lithops mengeluarkan bunga yang indah. Diameter bunganya sekitar 25 mm. Mungil, ya!
Lithops punya nama panggilan lain, yaitu Finger Magnets. Soalnya, manusia nggak tahan untuk tidak menyentuhnya. Penasaran, sih!
Mau Tahu!
  • Lithops pertama kali ditemukan oleh William John Burcell tahun 1811.
  • Sekitar 33 species Lithops tersebar di Afrika.
  • Tetesan hujan menyebarkan bibitnya sejauh beberapa sentimeter hingga 1 meter.
  • Lithops tidur di akhir musim semi atau awal musim semi atau awal musim panas. Itu untuk beristirahat di cuaca yang panas.

2 komentar: