Total Tayangan Halaman

2012-03-23

DOA RASULULLAH SAW SEPENINGGALANNYA DARI THAIF


 Selama sembilan tahun sejak kerasulan, Nabi Muhammad saw telah berusaha menyampaikan ajaran Islam dan mengusahakan hidayah serta perbaikan kaumnya di Makkah, namun sangat sedikit yang menerima ajakan beliau, kecuali orang-orang yang sejak awal telah masuk Islam. Selain mereka, ada orang-orang yang belum masuk Islam, tetapi siap membantu Rasulullah saw. Dan kebanyakan orang-orang kafir di Makkah selalu menyakiti dan mempermainkan beliau dan sahabat beliau.
Abu Thalib termasuk orang yang belum memeluk Islam, namun sangat mencintai Nabi Muhammad saw. Ia akan melakukan apa saja yang dapat menolong Rasulullah saw.  Pada tahun kesepuluh kenabian, ketika Abu Thalib meninggal dunia, kaum kuffar semakin berkesempatan untuk mencegah perkembangan Islam dan menyakiti kaum muslimin.
Rasulullah saw pun pergi ke Thaif. Di sana ada suatu kablah bernama Tsaqif, yang sangat benyak anggotanya. Beliau berpendapat, jika mereka memeluk islam, kaum muslimin akan terbebas dari siksaan orang-orang kafir tersebut, dan akan menjadikan kota itu sebagai pusat penyebaran islam. Setibanya di Thaif, Rasululah langsung menemui tiga orang tokoh masyarakat dan berbicara dengan mereka, mengajak mereka kepada agam Allah, dan mengajak mereka agar membantu Rasulullah saw. Namun, mereka bukan saja menolak, bahkan sebagai bangsa Arab yang terkenal dengan adatnya yang sangat menghormati itu pun tidak merka lakukan. Bahkan, mereka menjawab dengan terang-terangan dan menerima beliau dengan sikap yang sangat buruk. Mereka menunjukkan perasaan tidak suka dengan kedatangan Rasulullah saw. Pada mulanya, beliau berharap agar kedatangan beliau kepada tokoh masyarakat itu akan disambut dengan baik dan sopan. Ternyata sebaliknya, di antara mereka ada yang berkata, “Wahai, kamukah orang yang dipilih oleh Allah sebagai Nabi-Nya?” yanglain berkata, “Tidak adakah orang selain kamu yang lebh pantas dipilih Allah sebagai Nabi?” yang ketiga berkata, “Aku tidak mau berbicara denganmu, sebab jika kamu memang seorang Nabi seperti pengakuanmu, lalu aku menolakmu, tentu itu tidak akan mendatangkan bencana. Dan jika kamu berbohong, aku tidak ingin berbicara dengan orang seperti itu.” Setelah itu, dengan perasaan kecewa terhadap mereka, Rasulullah saw berharap dapat berbicara dengan orang-orang selain mereka. Nilah sifat Rasulullah saw yang selalu bersungguh-sungguh, teguh pendirian, san tidak mudah putus asa. Ternyata, tidak seorang pun di antara mereka yang bersedia menerima beliau. Bahkan mereka membentak beliau dengan berkata, “Keluarlah kamu dari kampung ini! Pergilah ke mana saja yang kamu sukai!”
Ketika Rasulullah saw sudah tidak dapat mengharapkan mereka dan bersiap-siap akan meninggalkanmereka, mereka menyuruh anak-anak kota tersebut mengikuti Rasulullah saw lalu mengganggu, mancaci, serta melemparinya dengan batu sehingga sandal beliau berlumuran darah. Dalam keadaan seperti inilah Rasulullah saw meninggalkan Thaif. Ketika pulang, beliau menjumpai sebuah tempat yang dianggap aman dari kejahatan mereka. Beliau berdoa kepada Allah SWT.,
“Ya Allah, kepada-Mulah kuadukan lemahnya kekuatanku, kurangnya upayaku, dan kehinaanku dalam padandangna manusia. Wahai Yang Maharahim dari sekalian rahimin, Engakulah Tuhannya orang-orang yang merasa lemah, dan Engkaulah Tuhanku, kepada siapakah Engkau serahkan diriku. Kepada orang asing yang akan memandangku dengan muka masam atau kepada musuh yang Engkau berikan segala urusanku, tiada keberatan bagiku asalkan Engkau tidak marah kepadaku. Lindungan-Mu sudh cukup bagiku. Aku berlindung kepada-Mu dengan nur wajah-Mu yang menyinari segala kegelapan, dan dengannya menjadi baik dunia dan akhirat, dari turunnya murka-Mu kepadaku atau turunnya ketidakridhaan-Mu kepadaku. Jauhkanlah murka-Mu hingga Engkau ridha. Tiada daya dan upaya melainkan dengan –Mu.”
Allah SWT penguasa seluruh alan pun memperlihatkan keperkasaan-Nya. Demikian doa Rasulullah saw sehingga Jibril datang untuk memberi salam kapada beliau dan berkata, “Allah mendengar perbincanganmu dengan kaummu, dan allah pun mendengar jawaban mereka, dan Dia mengutus kepadamu malaikat penjaga gunung agar siap melaksanakan apa pun perintahmu kepadanya.” Malaikat itupun datang dan memberi salam kepada Rasulullah saw seraya berkata, “Apa pun yang engkau perintahkan akan kulaksanakan. Bila negkau suka, akan kubenturkan kedua gunung di samping kota ini sehingga siapa saja yang tinggal di antara keduanya akan hancur binasa. Jika tidak, apa pun hukuman yang engkau inginkan, aku siap melaksanakannya.” Rasulullah saw yang besifat pengasih dan mulia ini menjawab, “Aku hanya berharap kepad Allah, seandainya saat ini mereka tidak menerima islam, semoga kelak keturunan mereka akan menjadi oran-orang yang beribadah kepada Allah.”
Demikianlah akhlak Nabi yang mulia. Kita mengaku sebagai pengikutnya, namun ketika kita ditimpa sedikit kesulitan atau celaan, kita langsung marah, bahkan menuntut balas seumur hidup. Kezhaliman dibalas dengan kezhaliman, sambil terus mengaku bahwa kita adalah umat Nabi saw. Padahal dengan pengakuan itu, seharusnya segala tingkah laku kita mengikuti beliau. Jika mendapat kesulitan dari orang lain, Nabi saw tidak pernah mendoakan keburukan dan tidak pernah berkeinginan menuntut balas.

2 komentar:

  1. Subhanallah luar biasa kesabaran dan kemuliaan Nabi Muhammad SAW. insfirative

    BalasHapus
  2. Lihat hikmahnya atas peristiwa Thaif.
    ditunggu kunjungan baliknya

    http://sablonmandoge.blogspot.com/2014/02/hikmah-doa-thaif.html

    BalasHapus