Total Tayangan Halaman

2011-03-20

Air Mata Umat yang Tafakur

Ketika tiba hari kiamat, keluarlah gumpalan api dari neraka jahanam. Gumpalan api itu sebesar gunung. Ia bergulung-gulung melumat apa saja yang dilandanya. Api itu meluncur ke arah umat Nabi Muhammad saw. Beliau berusaha menolaknya, tetapi tak mampu. Gunung api itu terlalu besar. Rasulullah pun lalu memanggil Malaikat Jibril dan memberitahukan hal itu.
“Hai Jibril, gunung api ini benar-benar akan menuju umatku dan membakar mereka,” kata beliau.
Mendengar itu, Jibril lalu mengambil segelas air. Air itu diberikan kepada Rasulullah seraya berkata, “Ya Rasulullah, ambilah air ini dan percikkan ke api itu!”
Rasulullah menerima air itu dan memercikkannya ke gumpalan api yang membara. Seketika itu juga api padam. Hal itu membuat Rasulullah heran. Belum ada percikkan air bisa memadamkan gunung api sebesar itu.
“Hai Jibril, air apakah itu sehingga bisa memadamkan api?” tanya Rasulullah.
“Air itu adalah air mata umatmu,” jawab Jibril.
“Air mata umatku?” tanya Rasulullah tak percaya.
“Ya. Air mata umatmu yang menangis karena tafakur dan takut kepada Allah dalam ruangan seorang diri. Allah telah memerintahkan aku untuk menampungnya dan menjaganya sanpai saat engkau membutuhkannya untuk memadamkan api yang menuju ke arah umatmu,” jawab Jibril.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar