Total Tayangan Halaman

2011-03-20

Musik Mancanegara

China
Bangsa China memiliki kekayaan budaya musical yang telah tumbuh dan berkembang sejak dulu. Pada tahun 1999 ditemukan suling jiahu. Instrument musik tertua di dunia yang terbuat dariu tulang yang dibuat kira-kira pada 7000 tahun SM. Contoh lainnya adalah sebuah koleksi lonceng, drum, alat musik tiup, dana alat musik dawai dari perunggu pada makam bangsawan Yi dari Zeng (abad 5 SM)
Bangsa Cina mempercayai suatu tradisi bahwa bunyi nada yang harmonis merupakan keselarasan alam semesta. Selama lebih dari 2000 tahun Cina dikuasai oleh pengajaran ahli filsafat Confusius yang percaya bahwa musik merupakan gambaran sosial budaya masyarakat dan peribadatan suatu totalitas kegiatan terpelajar, meliputi berpikir, bertindak, dan mengatur. Oleh karena itu, musik merupakan suaut syarat mutlak yang harus dipenuhi seseorang yang terpelajar untuk berfungsi dengan baik di dalam masyarakat.
Sekitar abad ke-19 tradisi musik Cina mulai terpengaruh tradisi musik Eropa. Mereka mulai diperkenalkan instrument musik Barat, orkes simfoni, dan konser opera Barat. Berbagai gedung pertujukkan mulai tumbuh di Cina. Sehingga , masuklah bangsa Cina dalam modernisasi musik. Saat ini, musik tradisional Cina dimainkan seiring dengan komposisi modern. Musik kontemporer popular Cina merupakan hasil perpaduan musik tradisional Cina dengan musik popular.
Jepang
Musik Jepang pada zaman dahulu sangat terpengaruh perkembangan musik dari daratan Cina dan Semenanjung Korea, tetapi lama kelamaan mempunyai sifat dan cirri tersendiri. Ragam musiknya banyak digunakan di kuil-kuil, untuk memuja dewa, di istana, dan untuk hiburan sosial.
Orkesgagaku (musik Jepang masa lampau) telah ada sejak abad ke-8. orkes gagaku terdiri dari 17 musisi yang bermain instrument tiup kayu, petik, dan perkusi. Instrument tiup meliputi flute(ryuteki), oboe(hichiriki), dan harmonica mulut (sho). Instrument petik terdiri dari kecapi bengkok(shoko) dan drum besar(taiko).
Sekitar abad ke-15 musik instrument tunggal, shamisen dan koto menjadi popular khususnya untuk memberikan iringan lagu dan drama musik. Perkembangan musik drama mencapai keemasannya pada abad ke-17, dengan format kabuki dari musik teater tradisional jepang.
Adanta restorasi Meiji pada pertengahan abad ke-18 membuat pengaruh Barat mulai masuk dalam perkembangan musik Jepang. Banyak format musik tradisonal Jepang dikembangkan berdasarkan format musik barat, sehingga Jepang telah memasuki perkembangan musik modern.
India
Perkembangan musik India dimulai kira-kira semenjak abad ke-2 SM. Bangsa Arya yang berimigrasi ke India mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan musik di India. Musik bagi bangsa India mempunyai arti tersendiri, yang sangat besar pengaruhnya pada magis, religius, kesusastraan, ilmu, dan seni lainnya. Musik India adalah suatu mozaik dari gaya yang berbeda dan mencerminkan tingkat sosial yang berbeda pula. Musik klasik banyak dipertunjukkan di kota-kota untuk pertimbangan artistic. Sedangkan musik rakyat banyak ditampilkan di pedesaan menemani jalan kehidupan dan upacara agrikultur.
Arab
Musik tradisi Arab diyakini telah ada sejak awal abad ke-3. Budaya musiknya merupakan perpaduan dari tradisi musik dinasti Sassanid di Persia (224-641), tradisi musik awal kerajaan Byzantium (awal abad ke-4- abad ke-6), dan nyanyian religi dari daerah semenanjung Arab.
Berbagai tulisan musik (partitur) baru di temukan setelah berkembangnya agama Islam di Arab, yakni sejak masa dinasti Umayyah pada abad ke-7. Puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Harun al Rasyid (766-809) di Bagdad, Irak. Beliau dikenal sebagai pelindung seni musik tradisi Arab. Ahli teori musik yang terkenal adalah Al Farabi (900-950) dan Avicenna (980-1037). Musik bagi bangsa Arab erat hubungannya dengan magis dan falakiah. Meskipun tradisi musik Arab telah mengalami perubahan beribu-ribu tahun lamanya, mereka tetap memiliki cirri khas tersendiri dalam format musiknya.

Air Mata Umat yang Tafakur

Ketika tiba hari kiamat, keluarlah gumpalan api dari neraka jahanam. Gumpalan api itu sebesar gunung. Ia bergulung-gulung melumat apa saja yang dilandanya. Api itu meluncur ke arah umat Nabi Muhammad saw. Beliau berusaha menolaknya, tetapi tak mampu. Gunung api itu terlalu besar. Rasulullah pun lalu memanggil Malaikat Jibril dan memberitahukan hal itu.
“Hai Jibril, gunung api ini benar-benar akan menuju umatku dan membakar mereka,” kata beliau.
Mendengar itu, Jibril lalu mengambil segelas air. Air itu diberikan kepada Rasulullah seraya berkata, “Ya Rasulullah, ambilah air ini dan percikkan ke api itu!”
Rasulullah menerima air itu dan memercikkannya ke gumpalan api yang membara. Seketika itu juga api padam. Hal itu membuat Rasulullah heran. Belum ada percikkan air bisa memadamkan gunung api sebesar itu.
“Hai Jibril, air apakah itu sehingga bisa memadamkan api?” tanya Rasulullah.
“Air itu adalah air mata umatmu,” jawab Jibril.
“Air mata umatku?” tanya Rasulullah tak percaya.
“Ya. Air mata umatmu yang menangis karena tafakur dan takut kepada Allah dalam ruangan seorang diri. Allah telah memerintahkan aku untuk menampungnya dan menjaganya sanpai saat engkau membutuhkannya untuk memadamkan api yang menuju ke arah umatmu,” jawab Jibril.